Lewati ke konten

Riset Sosial

Persebaran populasi Biawak Komodo di Fores telah menurun sejak tahun 1971, saat Walter Auffenberg dari Florida Museum of Natural History mengadakan survey pertama yang mendetil, meski belum lengkap, mengenai habitat spesies Biawak Komodo. Penyempitan habitat terjadi diakibatkan oleh pemukiman warga, perburuan ilegal spesies mangsa, dan konversi habitat menjadi padang penggembalaan dan pertanian skala kecil.

Upaya konservasi yang dilakukan oleh NGO kami Komodo Survival Program sejauh ini melibatkan komponen masyarakat yang kuat, menargetkan program penyadartahuan pada masyarakat dan sekolah lokal dalam pentingnya melindungi habitat alami dan hidupan liar. Tahun 2016, inisiasi baru diimplementasikan di Flores Utara dimana persepsi warga lokal mengenai hidupan liar dicatat secara sistematis menggunakan interviu mendalam dan kejadian konflik antara manusia dan Biawak Komodo dicatat pertama kalinya dalam rangka mengetahui upaya mitigasi yang memungkinkan.

Kami memprediksi ada sejumlah faktor termasuk pengetahuan mendasar mengenai habitat alami dan hidupan liar, pengalaman pribadi dan sikap, serta kebutuhan hidup sebagai prediktor yang membentuk persepsi masyarakat terhadap konservasi satwa liar. Kami mewawancarai masyarakat dari enam desa di kelurahan Pota (Golo Lijun, Nampar Sepang, Pota, Nanga Mbaur, Nanga Mbaling and Nanga Baras) dan tiga desa di Cagar Alam Riung (Nanga Mese, Sambinasi and Tadho). Sebanyak 270 orang setuju untuk diwawancarai, kebanyakan merupakan nelayan dan petani. Kebanyakan petani merangkap sebagai pemilik ternak skala kecil (local cattle, buffaloes, chickens and goats). Penyempitan ilegal dan perburuan ilegal spesies mangsa Biawak Komodo telah menyebabkan Biawak Komodo tinggal lebih dekat ke perbatasan antara hutan dan pemukiman warga, menyebabkan peningkatan frekuensi pada kejadian konflik manusia dan Biawak Komodo.

Kami menggunakan interviu mendalam dan kuesioner untuk mendefinisikan persepsi masyarakat terhadap hidupan liar dan mengukur frekuensi serta tipe konflik manusia – Biawak Komodo. Beberapa metode yang kami gunakan adalah Comfortable Interpersonal Distance Scale, Attitudes toward Animals Scale, Behavioral Intention Scale dan pengukuran afektif.