Pelatihan & Peningkatan Kapasitas
Sesi pelatihan adalah sesi pelatihan metode monitoring untuk staf dari BBKSDA yang diadakan di beberapa wilayah seperti Labuan Bajo, kota Ruteng, Flores bagian tengah, dan di Cagar Alam Wae Wuul dan Riung. Pelatihan termasuk pengajaran teori monitoring hidupan liar, menggunakan peranti lunak untuk pengumpulan data dan praktek latihan monitoring Biawak Komodo dan mangsa ungulata utama di lapangan. Seperti pada 2015, pengajaran memberikan pengetahuan dasar pada metode ekologis dalam mengukur keterlimpahan populasi binatang dan kepadatan berdasarkan kamera jebak dan penghitungan feses pada plot sampel. Penggunaan drone untuk survey hidupan liar juga diperkenalkan pada ranger dan staf teknis BBKSDA.
Materi pengajaran dan pelatihan di Indonesia disiapkan oleh staf NGO Komodo Survival Program. Pada setiap pengajaran, dibuka sesi diskusi dan setiap peserta diperbolehkan untuk bertanya pada topik dan prosedur yang spesifik. Pengajaran di kelas dihadiri oleh peserta dari BBKSDA (staf teknis dan ranger). Materi pengajaran termasuk: 1) perkenalan teknik perkiraan keterlimpahan populasi hidupan liar dengan metode kamera jebak untuk mendeteksi keberadaan binatang dan memperkirakan proporsi habitat alami yang dihuni Biawak Komodo, 2) perkiraan tren populasi rusa berdasarkan penghitungan butir feses pada transek linier, 3) mengunduh data dari kamera jebak dan analisis data, 4) cara menggunakan piranti lunak untuk analisis data.
Ranger dan staf teknis kemudian dilatih di sesi praktek lapangan untuk monitoring Biawak Komodo dan ungulata. Selama latihan ini, anggota BBKSDA dan warga lokal dilatih menggunakan kamera jebak. Latihan lapangan ini juga termasuk dalam mendesain garis transek untuk menghitung kelompok butir feses pada plot sampel untuk menghitung keberadaan spesies mangsa utama Biawak Komodo. Pengarahan pada saat awal dan akhir latihan diberikan setiap hari untuk mempersiapkan peserta dan mengumpulkan komentad dan pengamatan peserta untuk meningkatkan kesiapan logistik dan jadwal lapangan. Pelatihan staf BBKSDA juga dilakukan untuk perekaman data lingkungan menggunakan drone untuk survey udara. Parameter lingkungan utama menggunakan data logger awal dari pos jaga Wae Wuul. Data logger (Onset Corporation) kemudian digunakan pada sesi latihan mengenai perekaman suhu dan kelembaban relatif. Sesi pelatihan termasuk dalam mengunduh data mentah dan menginterpretasi hasil.
Kepala staf dan personil BBKSDA mendapat pengalaman dalam penggunaan teknologi pesawat drone pada survey udara untuk hidupan liar dan status habitat. Penggunaan drone dicoba di Ruteng dan pesisir area Flores Utara, dekat Cagar Alam Riung. Peserta sangat tertarik dalam memahami proses pemasangan kamera jebak di lapangan dan pengunduhan data, dan mempertimbangkan bahwa survey berbasis drone sangat sukses untuk mengukur kualitas habitat, derajat keterancaman habitat, dan juga mengidentifikasi area yang cocok untuk memasang kamera jebak. Pada 2016, kami juga memproduksi panduan teknis lapangan untuk staf BBKSDA dalam teknis monitoring hidupan liar.