Lewati ke konten

Persebaran

Map content

Silakan klik pada titik merah di peta untuk menonton video aerial lokasi penelitian kami

Komodo merupakan hewan yang memiliki sebaran terbatas (endemik) di Pulau Komodo, Rinca, Nusa Kode, dan Gili Motang. Keempat pulau tersebut termasuk ke dalam wilayah Taman Nasional Komodo. Selain di wilayah Taman Nasional Komodo, komodo juga bisa ditemukan di beberapa wilayah pesisir barat dan utara Pulau Flores. Habitat komodo adalah daerah dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 800 mdpl. Komodo juga hidup di hutan tropis, hutan gugur terbuka, sabana, dan juga hutan bakau. Walau habitat Komodo cukup beragam, namun mereka lebih sering ditemukan di dataran rendah yang dikelilingi bukit-bukit sabana.

Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo terletak di sebelah barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dan terdiri dari lima pulau utama (P. Komodo, P. Rinca, P. Padar, Gili Motang dan Nusa Kode) dan puluhan pulau pulau kecil lainnya. Total area permukaan Taman Nasional Komodo adalah sebesar 1,817 km2 (permukaan darat dan laut). Taman Nasional Komodo diresmikan pada tahun 1980.

Pulau Flores

Pulau Flores memiliki luas 13,540 km2 dan populasi manusia sekitar 1.8 juta, dengan kepadatan penduduk lebih dari 90 orang per km2. Iklim pulau ini kering, dampak dari monsun dan pergerakan angin. Curah hujan kurang dari rata-rata 1,000 mm per tahun dengan ketinggian bervariasi dari 500 mm per tahun di area pantai dan lebih dari 3,000 mm per tahun di daerah pegunungan. Bagian barat pulau ini sedikit lebih basah dari bagian timur, dan pesisir utara lebih kering dari selatan. Habitat utama di pulau ini umumnya adalah hutan bakau, sabana, dan padang rumput, sedikit hutan tropika berduri, hutan gugur basah dan kering, hutan semi-hijau, dan hutan pegunungan. Di Flores, populasi biawak komodo ditemukan di empat cagar alam: Wae Wuul, Wolo Tadho, Riung, dan Tujuh Belas Pulau. Cagar Alam Wolo Tadho berada di daratan dari garis pantai hingga ketinggian 600 m, seluas kurang lebih 4,000 hektar. Habitat utama termasuk sabana, hutan musim kering, dan hutan semi-hijau. Dua cagar alam tambahan berada di perbatasan Wolo Tadho: Riung dan Tujuh Belas Pulau. Cagar Alam Riung termasuk area perlindungan di darat dan laut yang masing-masing meliputi sekitar 50% dari area seluas 2,000 hektar. Tanah kering adalah bukit dengan ketinggian tidak lebih dari 150 m, kebanyakan ditutupi oleh padang rumput sabana yang didominasi oleh palem dan pohon asem. Hutan bakau air payau dan asin juga terdapat di garis pesisir. Cagar Alam Tujuh Belas Pulau terdiri dari 9,900 hektar tanah dan air laut. Sekitar 16 km garis pantai adalah batas selatan dan barat cagar alam ini, sampai 5 km ke arah laut dari pesisir utara Flores. Cagar alam ini termasuk 20 pulau, pulau kecil, dan daerah terumbu karang. Pulau utama Ontoloe berada kurang dari 100 m dari peisisir Flores dan memiliki area kurang lebih sekitar 300 hektar. Habitat utama termasuk sabana, padang rumput, hutan musim kering dan hutan bakau.

Wae Wuul

Cagar Alam Wae Wuul adalah daerah perbukitan seluas 1,484.44 hektar dengan ketinggian mencapai 356 meter, terletak di selatan kota Labuan Bajo. Cagar Alam ini dibentuk tahun 1985 di bawah keputusan dari Kementerian Kehutanan Indonesia No. 176/Kpts-II/1985 dan saat ini berada di bawah cabang BBKSDA Ruteng. Wae Wuul memiliki iklim yang lebih lembab dari Taman Nasional Komodo, namun relatif lebih kering dari daerah lain di Flores tengah (Monk, dkk., 1997). Pada tahun 2010, suhu di Wae Wuul berkisar antara 16.4 °C hingga 39.7 °C dengan curah hujan 1500 mm dari January hingga October. Habitat utama biawak komododi daerah ini adalah padang rumput sabana yang didominasi pohon asam dan palem dan hutan musim. Terdapat sebuah rawa yang terletak di timur lautnya, dan sawah-sawah di perbatasan timur Cagar Alam ini. Konservasi hidupan liar di daerah ini tidak hanya mencakup biawak komodo dan spesies mangsa utamanya: rusa timor Cervus timorensis dan kerbau Bubalus bubalis. Spesies burung endemik seperti kehicap Flores Monarcha sacerdotum, gagak Flores Corvus florensis, serindit Flores Loriculus flosculus dan burung samyong Pachycepala nudigula uga terdapat di daerah ini (Trainor & Lesmana 2000). Beberapa spesies reptil juga ditemukan, termasuk biawak air Varanus salvator, ular bangkai laut Trimeresurus albolabris, kakabotek Vipera russelli, ular kobra Naja naja sputatrix dan ular sanca kembang Python reticulatus.

Cagar Alam Wae Wuul

Flores Utara

Terdapat tiga area konservasi yang berdekatan di pesisir utara Flores, yang merupakan wilayah paling timur dengan populasi biawak komodo di Indonesia. Cagar Alam Wolo Tadho, Riung, dan Tujuh Belas Pulau yang merupakan rumah bagi kadal-kadal yang berbeda jenis menjadi destinasi wisata bagi banyak turis. Keragaman biodiversitas di area ini telah diketahui oleh komunitas lokal dan otoritas kehutanan, namun pengukuran perlindungan aktual dan infrastruktur masih sangat minim dan membutuhkan banyak dukungan dari berbagai pihak. Proyek konservasi biawak komodo adalah proyek konservasi pertama yang menargetkan populasi komodo di area hotspot biodiversitas ini.

Pulau Ontoloe

Semenanjung Torong Padang

Pulau Longos

Pulau Longos terletak di 500 meter dari pesisir utara Flores, di antara teluk Terang dan desa Bari. Pulau ini memiliki luas 478 hektar dan memiliki empat kampung dengan total populasi 1,000 penghuni, dan kebanyakan merupakan nelayan. Di samping area kecil perkebunan jati dan lamtoro, terdapat area perkebunan terbatas dan hutan musim kering dan hutan mangrove yang sehat. Longos tidak termasuk dalam area jaringan Cagar Alam Flores.


Pulau Longos